Dalam pers terdapat 3 (tiga) pilar utama yaitu Idealisme, komersialisme, dan profesionalisme. Tiga pilar ini menjadi acuan para wartawan dalam melaksanakan suatu pemberitaan demi kepentingannya. Idealisme yang mereka miliki tentunya terbentuk dari naluri yang muncul dari perkembangan lingkungan yang ada. Pada saat terjadi suatu bencana alam tentunya naluri mereka secara otomatis akan terprogram untuk berusaha mencari berita yang sedang menjadi isu nasional tersebut. Komersialisme mengandung pengertian bahwa berita yang mereka dapat haruslah berita-berita yang diyakini memiliki nilai jual yang dapat dikomersialkan sehingga menjadi berita yang memiiki nilai dan dapat mengangkat pamor media tersebut dan tentunya harapan reward yang akan diterimanya. Sedangkan Profesionalisme dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam menuangkan berita-berita yang diperoleh, isi berita dan penekanan-penekanan yang dapat memenuhi kebutuhan pembaca dalam mencari berita yang merupakan Current Issue. Saat ini, sudah bukan rahasia lagi bahwa wartawan pencari berita tidak hanya sekedar mencari berita, namun dapat dibeli untuk menyampaikan peliputan kegiatan pihak tertentu. Institusi TNI Angkatan Udara dapat mengupayakan pemberitaan yang baik kepada para wartawan dengan mengajak untuk meliput kegiatan-kegiatan antara lain :

a. Pameran Kedirgantaraan. Pada tanggal 7 s/d 9 April 2008 bertempat di lobbi utama Malang Town Square, dilaksanakan pameran foto dan kedirgantaraan dalam rangka HUT TNI AU ke-63. Sebagai penyelenggara adalah Lanud Abdulrachman Saleh bekerjasama dengan Event Organizer Mata Elang. Ide awal kegiatan ini adalah untuk menarik minat masyarakat dan mengenalkan TNI Angkatan Udara kepada masyarakat umum dan masyarakat malang khususnya. Tema yang diangkat adalah “Tentara juga Manusia”, tema yang cukup sederhana namun mengena. Kegiatan ini menampilkan pameran foto yang berisi gambaran kehidupan prajurit Lanud Abd. Saleh dalam melaksanakan tugas dan diimbangi oleh potret kehidupan kesehariannya. Foto-foto tersebut ditata sedemikian rupa, dimulai dengan foto saat seorang prajurit berangkat tugas sebelum matahari terbit, pulang ketika matahari tenggelam, melaksanakan lembur perbaikan pesawat hanya dengan dukungan sebungkus nasi lembur, perjumpaan dengan keluarga setelah lama bertugas dan lain sebagainya. Banyak masyarakat yang menyaksikannya, tanpa terasa menitikkan air mata. Atraksi juga ditambahkan pada kegiatan tersebut, antara lain peragaan busana dan “Pilot Dance” oleh Karbol AAU, demonstrasi pembebasan sandera di gedung oleh Paskhas, bongkar pasang senjata sampai dengan foto bersama. Menurut petikan dari wawancara dengan Manejer MATOS, diketahui bahwa pengunjung Mall tersebut naik sampai dengan 3 kali lipat dari kunjungan teramai selama ini. Yang cukup membanggakan adalah dengan hadirnya wartawan media cetak daerah dan nasional seperti Jawa Pos dan Republika serta media elektronika seperti wartawan Metro TV dan Indosiar. Kehadiran mereka cukup mengejutkan karena tidak diundang sebelumnya. Dari hal tersebut, dapat kita sadari bahwa masyarakat masih bangga dan berharap banyak kepada TNI Angkatan Udara sebagai bagian dari rakyat Indonesia. Sehingga Mabesau perlu mempertimbangkan kegiatan ini dalam skala yang lebih luas, baik dari segi pemilihan tempat maupun segi peningkatan pamor TNI Angkatan Udara itu sendiri.

b. Mengunjungi Pangkalan Udara. Masyarakat umum dan wartawan dapat diajak untuk melihat dari dekat dari alutsista (alat Utama Sistem Persenjataan) Udara khususnya pesawat tempur. Mereka dapat diberi kesempatan menyaksikan langsung dan menanyakan hal-hal yang perlu mereka ketahui seputar pesawat-pesawat tempur seperti F-16 Fighting Falcon, F-5E Tiger, Hawk 100 dan 200. Perlu juga diajak untuk ikut terbang bersama menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules atau CN-235. Yang tidak kalah menarik perhatian mereka adalah apabila diberi kesempatan naik ke cockpit dan foto bersama pesawat dan awaknya. Aktifitas penerbangan yang cukup padat dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan wartawan.

c. Latihan dan Penugasan. Berbagai jenis latihan yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Udara sebenarnya sangat menarik bagi masyarakat luas. Hal ini dialami oleh penulis pada waktu mengikuti Manuver lapangan dalam rangka Latihan Angkasa Yudha yang dilaksanakan di AWR Pandanwangi tahun 2007. Wartawan berbagai media cetak lokal dan nasional sangat antusias melihat penerjunan yang dilakukan oleh Paskhas dan penembakan oleh berbagai pesawat tempur. Kemudian mereka berlomba-lomba untuk mewawancarai Asops Kasau mengenai kekuatan TNI Angkatan Udara kedepan. Sehingga hal ini sangat bermanfaat bagi publikasi TNI Angkatan Udara itu sendiri. Hal lain yang dapat dijadikan strategi adalah tulisan-tulisan yang dapat kita sampaikan di media-media adalah tentang hal-hal yang sifatnya kritis mengenai keadaan di Tanah Air. Seperti halnya masalah Bawean yang pernah terjadi, hal tersebut dianggap sebagai isu nasional sehingga akan sangat menarik untuk dibicarakan. Masalah perbatasan Kalimantan juga dapat dijadikan topik yang diangkat berkaitan dengan keberadaan kekuatan udara kita dihadapkan pada pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara tetangga. Hal ini merupakan usaha untuk menciptakan suatu kondisi melalui kejadian-kejadian berskala besar yang tentunya memiliki nilai pemberitaan yang cukup besar untuk dapat dikembangkan secara maksimal. Tentunya usaha ini perlu dilaksanakan melalui teknis khusus dengan sedikit upaya cipta kondisi dan memberikan sedikit bumbu pada masalah yang memang benar-benar ada.

d. Permasalahan Tanah. Saat ini TNI Angkatan Udara banyak mendapatkan sorotan dari berbagai pihak mengenai bentrokan dengan masyarakat terkait kasus lahan. Berita yang tersebar sebagian besar hanya menggambarkan kekakuan Angkatan Udara kekerasan yang dilakukan oleh aparat TNI Angkatan Udara terhadap masyarakat sekitarnya. Sehingga perlu suatu upaya terobosan dalam memutarbalikkan posisi TNI Angkatan Udara. Hal ini dengan menciptakan suatu opini bahwa TNI Angkatan Udara adalah korban dari penyerobotan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan mengatasnamakan rakyat. Namun perlu disadari bahwa hal ini sangat diperlukan dana yang cukup dan peranan personel intelijen untuk menciptakan kondisi yang diharapkan. Sehingga apabila kegiatan ini dilaksanakan dengan tertata, dapat mengurangi berita-berita miring yang memojokkan institusi TNI Angkatan Udara dan menaikkan tingkat kebenaran untuk kita.

0 komentar: